Antenna Super Stick untuk HT

monitor SKDMKetika kita membeli sebuah radio kumunikasi/HT biasanya sudah ada antena standar bawaan yang sudah sesuai / matching dengan spesifikasi radio tersebut misal radio dengan gelombang vhf maka antenanya bawaanya juga antena vhf atau radio dengan gelombang uhf juga bawaanya adalah antena uhf. Bila kita bandingkan antena uhf lebih pendek di banding antena vhf.

Dengan menggunakan antena standar bawaan dari HT jangkauanya sangat terbatas,untuk komunikasi direct (PTP / point to point) sesama antena standar hanya beberapa ratus meter saja, Untuk menambah jarak jangkauan tentu di butuhkan antena yang lebih panjang dan lebih besar penguatanya, yang disesuaikan dengan frekuensi radio yang kita pergunakan. Untuk itu pada kesempatan ini kami akan berbagi dengan anda Cara Membuat Antena Super Stik Untuk Radio Komunikasi/HT dengan biaya yang sangat murah dan juga mudah dalam merakitnya.

Persiapkan bahan yang di perlukan untuk membuat antena super stik antara lain ;

  1. Konector antena sesuai dengan radio yang akan di pasangi antena super stik tersebut
  2. Antena stik radio untuk radio dengan band uhf cari yang panjangnya sekitar 30cm atau untuk band vhf panjang nya ketika di tarik  panjang 50 cm atau dengan rumus 1/4 lamda (1 lamda =C cepat rambat cahaya di bagi freqwensi kita memancar)
  3. Persiapkan juga kawat tembaga / kawat email diameter 0,6mm dengan panjang  1/8 lamda sesuai rumusan diatas
  4. Jack mic toa (kalau di perlukan) yang berfungsi untuk menyangga antena agar bisa tegak,atau juga bisa dengan bahan lain yang kita anggap pas dan cocok untuk antena kita
  5. Setelah bahan lengkap langsung saja kita mulai merakit antena,untuk langkah pertama kita membuat loading coil/kumparan dengan inti udara caranya lilitkan kawat tembaga/email pada  paku atau batang besi yang berdiameter 0,5cm sebanyak 7 lilit dengan arah berlawanan arah putaran jarum jam,buatlah kumparan ini serapi mungkin dan rapat
  6. Setelah kumparan/loading coil jadi kita mulai merakit antena dengan cara menhubungkan ujung yang satu dari loading coil pada inner conector aantena(bagian tengah dari conector) yang telah kita persiapkan dengan menyolder,kemudian hubungkan ujung yang lain dari loading coil dengan antena stik yang telah kita persiapkan,
  7. Langkah selanjutnya kita tes antena kita yang sudah jadi, kita gunakan antena kita untuk komunikasi seberapa besar tambahan jangkauan kita, menurut pengalaman kami perubahanya sangat besar, kalau kita menggunakan antena standar hanya beberapa ratus meter saja tapi dengan sama sama menggunakan antena super stik jangkauan bisa lebih dari 1km, bahkan pengalaman saya pada waktu gempa jogja 2006 kami bisa berkomunikasi dengan teman sama sama menggunakan antena super stik buatan sendiri jangkauanya lebih dari 4km meskipun sedikit kesulitan /kemresek.
  8. Ini berdasarkan pengalaman kami dan selama ini aman untuk perangkat radio/HT kami .Tetapi kalau ingin tes menggunakan SWR meter untuk mengetahui metcing dan tidaknya antena yang telah kita buat tersebut kalau ada alatnya dan bisa mengoperasikan silahkan,agar lebih mantab dan yakin.
  9. Setelah kita tes dan hasilnya lumayan tinggal proses akhirnya yaitu pemasangan penyangga karena kalau tidak kita sangga antena buatan kita tadi tidak awet karena antena mudah bergerak dan begeser,sehingga solderan loading coil cepat rusak atau lepas,untuk proses pemasangan penyangga ini kita bisa modifikasi sendiri sendiri,kalau menggunakan bahan logam jangan sampai penyangga bersentuhan dengan antena atau loading coil,tetapi kalau penyangga menggunakan bahan plastik lebih mudah.
  10. Setelah selesai pasang penyangga bisa kita gunakan lem sieler atau lem kaca untuk mengisi sela sela antara penyangga dan loading coil,atau bisa dengan bahan lain misalnya resin kalau mau lebih awet,umpama di biarkan terbuka juga tidah masalah.
  11. perhatian !!!! pastikan solderan loading coil benar benar kuat karena apa bila antena sudah kita tutup dengan penyangga kalau hubungan/solderan loading coil tidak kuat dan lepas bisa berakibat rusaknya perangkat/radio kita.super stick2Demikian Cara Membuat Antena Super Stik Untuk Radio Komunikasi/ HT mudah mudahan bermanfaat untuk kita semua dan berguna bagi yang membutuhkan selamat mencoba dan terima kasih salam sukses.

Modifikasi Antenna VHF

antena larsen 344 2antena super1

Antenna VHF (144 Mhz) mobile/Base 5/8 λ

Rumus : (300/144)x 5/8 = 1.30m x 95% = 1.23m ( Panjang antenna). Batang untuk antenna mobile banyak dijual di toko antenna dengan panjang 125cm harga kira-kira 50ribu. Untuk coilnya sediakan kawat tembaga 2mm panjangya 1/8λ (24cm) atau 1/4λ (48cm). sebaiknya 24cm atau 1/8λ, putar sebanyak 6 putaran pada pvc 1/2″, iner di trap pada tengah-tengah putaran. Jika di pasang di mobile biasanya resonansinya akan sedikit bergerak ke frekuensi yang lebih rendah. Jika dipasang sebagai antenna portabel, memerlukan radial sepanjang 1/4 λ sebanyak minimal 3 buah, semakin banyak semakin baik. Atau disetting ulang dengan memperpendek panjang whip (pecut), atau dengan merenggangkan atau mensempitkan spasi putaran. Catatan: diperbesar spasi putaran akan menurunkan frekuensi resonansi begitu sebaliknya. Jika ingin menjadi 2 x penguatan 5/8λ, kita bisa menambahkan dibagian reflektornya sepanjang 5/8λ, sama panjang dengan atasnya, dan di beri radial 1/4λ minimal 3 buah, maka gain akan bertambah  menjadi 3 dB. Atau radial dibuat seperti antenna Hy-gain, V2R yang menggunakan radial bertumpuk, akan membuat penerimaan semakin baik.

Antenna Collinear

Banyak model antena untuk meningkatkan penguatan dB / Gain dengan sistim collinear dengan berbagai versi. Umumnya dibuat dengan 3 x 5/8λ atau 3 x 7/8λ  , seperti dari Cushcraft G7, Hutsler G7, Ringo Ranger, Diamond F23H, dengan mengklaim mencapai gain 7db.

Pembalik phase Antenna F23H dengan Phasing panjang 1/4 λ yang di coilkan. Antenna Ringo Ranger phasing panjang 1/2 λ dipolted, Antena G7 phasing coil panjang 1 λ di coilkan pada panjang 1/4 λ. Keunggulan antena-antena ini dari antenna lainnya dan lebih mahal adalah karena membutuhkan bahan yang lebih kuat. namun untuk penguatannya; relative sama dengan yang lainnya. Banyak cara model antenna collinear untuk menambah db-gain; salah satunya  dengan menempatkan sudut radial agar membentuk polarisasi pancaran lebih kuat. Tapi jika anda penggemar antenna VHF vertikal coba rasakan antenna VHF collinear Sigma-4 untuk 2M dengan antenna terkuat vertikal lainnya.

Cara Membuat Antenna VHF collinear Sigma-4

sigma4 vhfUntuk antenna Vertikal collinear Sigma-4 ini sangat memuaskan pancaran maupun reisipnya. Ini merupakan antena 7/8 λ dengan phasing 2 x 5/8 λ. Matching device menggunakan gamma match. Membuat sigma-4 sebenarnya tidak ada bedanya dengan membuat antena J pole, dimana untuk mathcing impedansinya menggunakan trapshort. Sebenarnya Sigma-4 pun bisa saja dengan cara trapshort, namun kebanyakan menggunakan gamma match (capasitor variable matching). Untuk radial 50cm (1/4λ) sebanyak 4buah, lingkaran untuk memegang ujung radial =  1m (1/2λ), untuk radiator awal (penyuap antena) = 7/8 λ  = ( 300/f x 7/8) x 95%, kira-kira 1.73 m untuk frekuensi kerja 144 MHZ. Jika menggunakan trapshort iner kabel antena shortkan ke radiator, outernya  di-short-kan ke radial, antara 5cm dari bawah, kalau menggunakan gamma match gunakan pipa 1/2″15cm dan buat tengahnya pakai as alum 6mm atau bisa menggunakan kawat las, kuningan apa saja. untuk phasing coil awal supaya matching dengan perpanjangan 5/8 lamda, gunakan kawat 1/2 lamda ( jangan 1 lamda, tidak akan resonan) yang dililitkan ke paralon 3/4 inci sepanjang 1/4 lamda kira 50cm, diberi radiator sepanjang 5/8 lamda, untuk phasing ke 2 dan seterusnya menggunakan kawat 1 lamda, silahkan buat berapa penguatan 5/8 lamda, gambar diatas penguatannya sebesar 8db, catatan: untuk phasing coil, 1/2 lamda untuk frekuensi 144 kira-kira 92cm, tidak perlu melihat jumlah lilitannya tapi panjang kawatnya. jika dililitkan ke diameter yang lebih kecil bisa saja, yang penting panjang kawatnya sama.

Cara Membuat Antena HUTSLER Lengkap Dengan Rumusnya

g7-4Antena HUTSLER yang di pakai untuk radio komunikasi terutama pada band vhf yang memang sangat banyak penggemarnya,untuk menumbuhkan kreatifitas para breaker mania. Banyak organisasi radio baik RAPI ataupun ORARI atau komunitas radio yang lain mengadakan lomba membuat antena, dengan kriteria penilaian dari mulai model, kerapihan dalam pengerjaan, daya pancar dan lain lain. Di samping itu ada juga sebagian breaker yang menjajal antenanya untuk ajang balapan (ngetrek) antar lokal bahkan sampai antar kota ataupun antar propinsi, meskipun hal ini hal ini tidak di benarkan, dan di antara antena yang jadi andalan saat ini adalah antena jenis HUTSLER G7, antena ini memang paling besar penguatanya 7db maksimal di bandingkan dengan antena RING-O atau antena TELEX yang juga cukup populer. Di samping penguatan yang lebih besar di banding yang lain antena ini juga lebih terlihat gagah di pandang bagi pemiliknya.

Sebelum kita mulai merakitnya kita persiapkan dulu bahan yang kita perlukan untuk membuat antena HUTSLER G7 antara lain;

  1. beghel untuk memasang sirip
  2. beghel untuk mengaitkan antena dengan tiang penyangga
  3. paralon- pvc 3/4″ panjang 150cm
  4. pipa paralon pvc 1/2″ panjang 70cm
  5. pipa aluminium 1″panjang 150cm
  6. kemudian pipa aluminium 7/8″panjang cm 75 cm
  7. pipa aluminium 3/4″ panjang 75 cm
  8. pipa aluminium 5/8″ panjang75cm
  9. pipa aluminium 1/2panjang 175 cm

g7_1g7-6 g7_3

Sebenarnya cukup mudah bila kita melihat gambar.  Yang akan kami uraikan lebih detail adalah bagian pembuatan loading coil, karena ini adalah kunci dari antena HUTSLER, baik buruknya kualitas antena adalah pada loading coil yang kita buat, bahkan tidak sedikit orang yang melapisi kawat loading coil dengan perak bahkan emas untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berdasarkan pengalaman kami pada awal kami mengenal antena hutsler dan ingin membuat sendiri, kami  bertanya ke komunitas radio tentang jumlah dan diameter lilitan/loading coil dan jawabanya berbeda beda ada yang jumlahnya 70 lilitan ada yang 80 lilitan. Akhirnya kami mulai membuat antena dengan loading coil 70 lilitan dan diameter kawat 1mm diameter kumparan 15mm, setelah kami rakit ternyata tidak bisa mancar maupun menerima pancaran, kemudian kami mencari info ke teman yang lain akhirnya kami dapat rumus loading coil yaitu 1 lamda, dengan bekal rumus ini akhirnya kami praktikkan dan alhamdulillah jadi, bisa mancar maupun menerima pancaran dari lawan bicara kita. Dengan pengalaman kami ini akhirnya kami simpulkan bahwa rumus loading coil 2 dan 3 adalah 1 lamda meskipun saya tanyakan sumbernya juga kurang jelas, dan sampai saat ini masih kami yakini rumus ini relevan, jadi kita tidak usah mikir 70/80 kumparan yang penting panjangnya kawat 1 lamda kemudian kita lilitkan dengan diameter -/+5mm kemudian kita tarik sepanjang 50cm (1/4 λ). Maka jarak antara lilitan akan menyesuaikan dan hampir sama jaraknya, dengan cara ini kami yakin praktik membuat antena akan lebih mudah dan kami jamin jadi. Untuk inti dari loading coil ini ada yang menggunakan fiber atau bahan apa saja asalkan bukan konduktor (bahan logam) untuk kami sendiri loading coil 2 dan 3 tanpa inti jadi seperti cara di atas kawat kita lilitkan pada batang besi kemudian di lepas dan di tarik sepanjang 50cm jadi berbentuk seperti per. Untuk merakit antena ini bebas yang penting antara elemen dan loading sambunganya bagus dan tahan dalam jangka waktu yang agak lama, untuk pengalaman kami untuk penyambungan antara loading dan elemen adalah kita potong ujung pipa elemen agak lancip kemudian di lubangi dengan bor lalu kawat loading kita kaitkan dan kita baut dengan kuat, begitu pula dengan ujung yang lain dan alemen berikutnya. Setelah selesai merakit loading coil dan elemen saatnya kita rakit keseluruhan antena. Sebelum kita uji coba pastikan hubungan dari conector kabel sampai ujung antena terhubung dengan baik, di cek dengan multi tester, selanjutnya untuk panjang elemen bisa kita atur sesuai kebutuhan di mana frekuensi kita akan beroperasi/memancar dengan menggunakan swr meter atau bisa juga dengan rumus 5/8 lamda, sedangkan untuk diameter elemen menyesuaikan yang penting makin ke atas makin kecil, kita bisa memiih yang sesuai di toko.

Demikian sedikit pengetahuan yang dapat kami bagikan pada kesempatan kali ini, mudah mudahan dapat membantu bagi yang membutuhkan dan dapat bermanfaat bagi kita semua selamat mencoba ….

salam sukses dan terima kasih.

Lebih lanjut tentang antenna VHF

Pemasangan Antenna Radio di Mobil dan penghitungannya

Pemasangan Antenna Radio di Mobil dan penghitungannya.

 antena mobil

Vertical Antenna

Antenna vertical adalah jenis antenna yang mudah dibuat dengan material penghantar elektrik, kawat atau sejenisnya dengan ukuran 1/8, 1/4, 5/8, 7/8 lamda dari panjang gelombang . Apabila antenna diletakan dekat dengan ground maka bumi menjadikan image dari distribusi curent dan voltages yang tak terlihat secara fisik. Apabila daya hantar ground baik konduktifitasnya akan mengakibatkan antenna yang dipergunakan akan resonant, dengan image voltage dan current lalu mendapatkan SWR yang rendah sesuai dengan perhitungan band freq antenna tersebut dirancang.

Efeciency

Hal penting lainnya untuk memperkecil losses di system ground dapat terlihat dari hasil test antenna dan feed point antennna akan resonan secara consisten dan bergantung atas 3 komponen:

  1. Antenna Radiation Resistance,
  2. Conductor loss Resistnce, dan
  3. Ground Loss Resistance.

¼ Lamda vertikal antenna mempunyai radiation resistance sebesar 35 Ohm .Feed Point Impedance sebenarnya 15+0+35 = 50 Ohms, dan antenna akan match 50 Ohm terhadap coax cabel.. Radiation Resistan merupakan Index dari power yang di pakai dan digunakan untuk meradiasikan lebih besar dari power loss, aliran radiasi panas di dalam konduktor. Radiation resistance harus tetap tinggi dengan relasi total feed point impedance untuk maximum efeciency.

Efeciency dapat di ekspresikan dalam persen, dan dapat diketahui dengan cara membagi radiation resistance dengan total feed point impedance dari resonan frequency antenna , dalam kondisi ini bisa dikatakan vertical antenna terlihat efeciency 35/50 = 70%. Jika Vertikal antenna dibuat lebih pendek dari ¼ lamda maka radiation resistan akan menurun dan terdapat losses di konduktor material sedangkan loading induktor akan meninggi. 1/8 lamda dari panjang gelombang merupakan induktance beban vertikal antenna mempunyai radiation resistance mendekati 15 ohm dan gulungan coil (atau Trap coil Multiband antenna) diperkirakan sekitar 5 ohm. Dengan nilai yang sama dari ground loss resistance (15 Ohm). Impedance feed point 15+5+15 = 35 Ohm dengan demikian faktor efeciency bisa diketahui 15/35 = 43%.

Dari perhitungan tersebut bisa terlihat antenna vertikal yang pendek akan lebih efesien jika dibuatkan ground loss resistance. Atau dengan kata lain ground radial harus lebih pendek dari panjang antenna vertikal untuk meningkatkan efeciency. Apabila ground loss resistance dari 15 Ohm sebagai contoh untuk menguranginya ke 0 ohm (zero), dapat diperlihatkan efeciency dari 1/8 lamda vertikal membesar hingga 75 %, jika memungkinkan lebih dari 100 radial dan setiap keping ½ lamda panjangnya akan membuat menjadi 0 ohm ground losses. Panjang radial ½ lamda akan lebih kecil faktor efeciencynya jika dibandingkan dengan penggunaan radial lebih pendek dari ½ lamda dari panjang gelombang.

Instalasi Vertikal Antenna di Mobil.

Efek Radiasi penempatan antenna VHF pada kendaraan roda 4 jenis Sedang ( Ranger atau Masda Double Cabin ) dan Truck (Cabin tinggi)

 

a. 1/8 Lamda Helical vertical (gain –3db Over isotropic)

( ini untuk Radio jenis Handy Talky). Antena 1/8 Lamda dengan ukuran panjang phisik kurang lebih 22,5 -24,5 cm untuk band 154 Mhz , namun terdiri dari uliran kawat yang digulung untuk memperpendek panjang fisik dari antenna dengan karakteristik axis radiasi >30 derajat terhadap bracket mounting. Jenis antenna ini banyak di gunakan pada tranceiver handy talky.

b. 1/4 Lamda Vertical (gain 0db Over isotropic)

Antena ¼ Lamda dengan ukuran panjang kurang lebih 45 – 47cm untuk band 154 Mhz tanpa coil dengan karakteristik axis radiasi 0 derajat terhadap mobil bracket mounting dan menjadi standar kemampuan jenis antenna vertical terhadap jenis jenis lain antenna yang lebih panjang maupun lebih pendek dari ukuran ¼ Lamda

c. 5/8 Lamda Vertical (gain 3db Over Isotropic)

Antena 5/8 Lamda dengan ukuran panjang kurang lebih 115 -117cm untuk band 154 Mhz dilengkapi dengan coil pada bagian bawah nya dengan karakteristik axis radiasi 15 derajat terhadap mobil bracket mounting.

d. 7/8 Lamda Vertical (gain 5 db Over isotropic)

Antena 7/8 Lamda dengan ukuran panjang kurang lebih 161-163cm untuk band 154 Mhz dilengkapi dengan beberapa coil pada bagian tengah dan bawah dengan karakteristik axis radiasi 30 derajat terhadap mobil bracket mounting.

Penempatan Antena

mounting mobile

  1. Penempatan pada bumper depan kiri atau kanan

Jika antena diletakkan pada bumper mobil depan sebelah kiri atau kanan secara phisik antenna yang dapat digunakan untuk jenis b,c,d (1/4 lamda, 5/8 Lamda, 7/8 Lamda).

Antenna yang lebih panjang secara phisik akan lebih baik pancarannya, namun penempatan posisi antenna juga mempengaruhi arah sinyal radiasi dan penerimaan.

Pancaran dan penerimaan terbaik untuk posisi di bumper kiri depan adalah arah ke belakang sudut bumper belakang mobil.

  1. Penempatan pada sisi kiri atau kanan cabin atas

Jika antena diletakan pada sisi kiri atau kanan mobil antenna yang dapat di gunakan untuk jenis b,c (1/4 lamda, 5/8 Lamda).

Antenna yang lebih panjang secara phisik akan lebih baik pancarannya, namun panjang phisik antenna akan menghambat jika terlalu panjang akan menyambar pohon atau portal selama dalam perjalanan dan telah terbukti dan sering terjadi kerusakan pada antenna coil atau patah radialnya antenna. Disarankan jika penempatan antenna di sisi cabin atas menggunakan jenis antenna b,c (1/4 Lamda, 5/8 Lamda). Penempatan posisi antenna juga mempengaruhi arah sinyal radiasi dan penerimaan. Pancaran dan penerimaan terbaik untuk posisi di cabin atas kanan adalah arah sisi kiri mobil jika anda sedang di dalam mobil dan menghadap ke depan.

  1. Penempatan pada center roof dengan magnetic mounting bracket

Antenna yang lebih panjang secara phisik akan lebih baik pancarannya, namun panjang phisik antenna akan menghambat jika terlalu panjang akan menyambar pohon atau portal selama dalam perjalanan dan telah terbukti dan sering terjadi kerusakan pada antenna coil atau patah radialnya serta jatuh magnetic mounting antenna. Disarankan jika penempatan antenna di center cabin atas menggunakan jenis antenna b,c (1/4 Lamda, 5/8 Lamda) serta tidak lupa memperkuat bracket magnetic mounting dengan perekat tambahan. Penempatan posisi antenna juga mempengaruhi arah sinyal radiasi dan penerimaan. Pancaran dan penerimaan terbaik untuk posisi antenna pada center cabin adalah sekeliling mobil (omni) dengan pengertian dapat menjangkau ke seluruh arah dengan penguatan radiasi yang seimbang.

  1. Penempatan pada bumper belakang kiri atau kanan

Jika antena diletakan pada bumper mobil belakang sebelah kiri atau kanan secara phisik antenna yang dapat di gunakan untuk jenis b,c,d (1/4 lamda, 5/8 Lamda, 7/8 Lamda).

Antenna yang lebih panjang secara phisik akan lebih baik pancarannya, namun penempatan posisi antenna juga mempengaruhi arah sinyal radiasi dan penerimaan.

  1. Penempatan antenna Jika menggunakan Van / TRUCK (cabin mobil tinggi)

Untuk jenis mobil Van atau Truck arah serta penempatan antenna sama seperti dibahas di atas. Hanya saja, patut diperhatikan tentang penempatan braket antenna jika penempatan di sisi cabin atau bumper depan/belakang, pastikan ground terkoneksi dengan baik dan jaga jarak antara radial antenna atau coil antenna lebih besar dari 10 cm terhadap cabin yang terbuat dari metal. Sedangkan jika menggunakan cabin fiberglass atau jenis lainnya non metal tidak akan berpengaruh terhadap jarak penempatan bracket dan antenna.

Penghitungan LAMDA ( Panjang Gelombang )

Cepat rambat gelombang sama dengan kecepatan cahaya yaitu 300.000.000 meter / detik, sedangkan gelombang tersebut bergetar dengan F cycle/detik ( f = Frequency ).

Misalnya pada Frequency 154 Mhz , maka setiap detik getarannya sampai 154.000.000 kali. Kita tahu bahwa 1 Lamda (λ) adalah jarak yang ditempuh oleh Gelombang selama satu kali getar.

Dengan Panjang 1 Lamda adalah ;

300.000.000 m/detik

λ = _______________________________

f cycle/detik

Kalau f dalam MHZ dan λ dalam Meter, maka rumusnya menjadi ;

300

λ=    ___________

f

Rumus diatas adalah untuk Panjang Gelombang di Udara, tetapi unt Cepat Rambat Gelombang pada logam, itu lebih kecil yaitu kira-kira 0,95 kali Gelombang di Udara tergantung pada jenis material atau bahan antena.

Jadi untuk menghitung Lamda antenna dengan rumus sbb ;

300

λ = ___________ x 0.95

f

Dimana ; f = Frequency dalam MHZ

Kesimpulan

Pada waktu pemasangan Antenna di Mobil ( Unit kecil atau Besar ), harus di Re-Check kembali VSWR nya sesuai dengan Spesifikasi Antenna nya. Misalkan pada Spesifikasi Antenna 1.5 : 1 VSWR, pada waktu pemasangan di Unit belum tentu sesuai, maka bisa check terlebih dulu terhadap Cable RG-58 atau Braket antenna , dan paling sering terjadi pada system Ground radialnya, bila tidak bisa di Match ulang di atas Unit.

Pastikan Equipment SWR anda bagus, bila menggunakan type Diamond SX-600, pastikan pada switch sensor belakang menggunakan #2 atau pada freq 140 – 525 Mhz.

Penggunaan Dummy Load sangat diperlukan saat pemasangan radio di unit, hal ini digunakan unt Compare Power radio, atau untuk mengetahui Losses power radio saat menggunakan Dummy Load dan saat menggunakan Antenna di Unit tersebut.

Hindari peng-Insatall-an kabel RG-58 berdekatan dengan Medan Magnit, seperti dengan Alternator Mobil, Dinamo ( klo ada ) , Flash Rotary ( yg jelek ) , Radio FM / Tape, hal ini akan mempengarui pada system Receive radio, juga kadang kala sering masuk di unit radio FM/Tape yang sedang menyala / On. Yang paling BAIK bila kabel antenna RG-58 di beri CONDUIT Flexible, ini sangat bermanfaat unt kelangsungan umur kabel dan agar tidak terjadi Kerusakan Kabel ( seperti kabel antenna bisa menjdai KAKU , ini juga mempengarui VSWR antenna ).

Diusahakan pada Braket antenna Ground dengan Inner di beri Silicon agar bila terkena air atau saat Hujan tidak terjadi Short, yang bisa mengakibatkan tingginya VSWR dan penurunan Power Watt dan terjadi kerusakan pada radio ( karena adanya feed back power output radio ).

Baik Teman-teman Instrument , semoga ini bisa bermanfaat untuk menunjang Pekerjaan di Lapangan , dan untuk me-minimize terjadi kerusakan radio yang ada di lapangan.

Semoga berhasil………